Happily [N]Ever After

Yeaaa, minggu kemaren kita uda menyaksikan pernikahan paling heboh, ampe dijulukin Pernikahan Abad Ini, antara Prince William dan Kate Middleton. Oh, mungkin sekarang mestinya mereka dipanggil Duke and Duchess of Cambridge yah...Gelar barunya kan itu? xP

Photobucket
Congratulation to the newly wedz~

Eniwei, gw tau apa pendapat dunia tentang pernikahan itu. Everybody says it was a very gorgeous wedding, and it's like a fairy tale comes true, when an ordinary girl like Kate Midd married a prince. Every girl in this world wants a prince (even better in his white horse), and I admit, no exception for me too. But the question here: is The Royal Wedding really that beautiful, after all?

Here I offer different perspectives.

Hal pertama yang harus diluruskan di sini adalah kenyataan bahwa Prince William bukan Pangeran. Oke. Gw tau dia 'pangeran', tapi dia bukan pangeran sebagaimana yang dibayangkan dan diharapkan tiap cewek. Dia bukan tokoh dongeng, lho. Dia manusia biasa yang kebetulan lahir di sebuah negara yang menganut bentuk negara monarki, dan kebetulan juga lahir sebagai keturunan dari pemimpin negara monarki itu (dulu Raja, sekarang Ratu) yang disebut Pangeran / Prince. Secara teknis, dia ga ada bedanya dengan Edhie Baskoro Yudhoyono yang sama-sama putra dari seorang kepala negara.

Selain itu, kegiatannya juga ga beda jauh dengan manusia biasa kebanyakan, meski mungkin agak beda dikit karena gimana pun dia tetap keturunan dari pemimpin negara monarki. Tapi, selain kenyataan itu, dia tetep orang biasa juga yang harus ke sekolah untuk belajar (kalo ga nanti jadi bego dong wkwkkw), seneng clubbing, rambutnya bakal jadi botak (yg skrg juga uda mulai keliatan), dsb.

So, jangan berharap William bakalan naik kuda putih, lalu melakukan hal-hal romantis kayak pangeran di cerita dongeng, membangunkan tuan putri yang koma dengan true love's kiss, menyelamatkan kita dari Ibu Suri yang kejam dan sebagainya. Belum tentu juga nantinya William bisa menyelamatkan Kate Middleton dari 'Sang Ibu Suri'. :p

Yang kedua yang harus diluruskan adalah pendapat orang bahwa menikah dengan anggota keluarga kerajaan, apalagi menikahi pangerannya, akan membuat hidup kita (terutama yang cewek) jadi seindah langit ketujuh.

Hei, kepikiran gak kalo kita mungkin harus mati tujuh kali dulu juga untuk bisa mencapai langit ketujuh? Itu dia yang jadi problemnya. Di kulitnya, mungkin nikah dengan anak bangsawan bakal membawa kita tinggal di kastil (atau setidaknya rumah deh) yang mewah, dengan perabot-perabot nomor satu, dll. Kita juga akan jadi orang terkenal, sering berkumpul dengan orang-orang penting, punya koneksi, kemana-mana dimintain tanda tangan, orang-orang ngikutin gaya kita, iri dengan kehidupan kita, dsb.

Yang harus diinget, yang dinikahin Kate Middleton itu calon Raja Britania Raya masa depan, lho. Berapa lama sih segala kemewahan hidup bangsawan bisa kita nikmatin dengan beban berat sebagai istri seorang (calon) Raja? Apalagi dengan mata seluruh rakyat, bahkan dunia, yang melihat segala tindak-tanduk mereka, satu hal kecil pun bisa merusak segalanya. Kebayang gak tuh betapa si cewek harus tiap saat tampil sempurna, baik dari tutur kata, sikap, keputusan, dll? 'Baru berusaha' untuk menjadi sempurna aja udah berat, apalagi ini yang setiap saat wajib tampil sempurna, kalo ga mau dihina-dina masyarakat.

Belum lagi segala tata krama kerajaan yang harus diikutin oleh Kate, dan juga tata krama seluruh daerah Britania Raya yang harus dia kuasain. Ambil contoh table manner deh. Salah satunya bilang kita ga boleh ngabisin makan lebih cepet dari Ratu, dan kalo Ratu udah abis makanannya, maka kita ga boleh terusin makan. Nah lhooo,table manner aja uda tergolong ribet, belom lagi "manner-manner" yang laen. Nah, kalo dia sampe gak sanggup nguasain semuanya, masa sih Ratu bisa bersabar terus? Who knows, kan? William mungkin udah minta waktu ke neneknya supaya ngasih waktu ke Kate untuk belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan kerajaan, tapi yang bakal terjadi di masa depan kan ga pernah bisa ditebak. Dan segala tata krama kerajaan si Pangeran udah bisa dipastikan bakal sangat membatasi kehidupan kita. Ga bakal mungkin kita bisa seru-seruan ketawa lagi bareng temen-temen kita, ngumpul semaleman suntuk, ngobrolin hal-hal dari yang bener ampe yang gak bener, ngata-ngatain org yg gak kita suka, dsb. Semua kesenengan kita yang kecil tapi berarti bisa aja hilang dalam sekejap mata. Jadi anggota keluarga kerajaan juga ga bisa sembarangan bergaul karena semua berkaitan dengan imej publik.

Pertanyaan berikutnya, emang enak kehidupan kayak gitu? Pernikahan mereka boleh aja dibungkus dengan kemasan super menarik, dengan gereja paling indah di dunia, tamu-tamu undangan semua orang terkenal dan penting, dll. Tapi itu cuma kebahagiaan selama beberapa jam aja. Kehidupan mereka yang sesunguhnya toh baru bakal dimulai nanti, kan?

Kalo gw ya, gw pengen seorang 'Pangeran', tapi bukan dalam arti harafiah kayak Pangeran William, ato Pangeran Harry, atau pangeran-pangeran dari kerajaan-kerajaan laennya di dunia. I want an ordinary man who's a prince inside. Cowok yang dengan santai bakal makan roti panggang bermentega bareng kita ketika tengah malam sambil bercandaan, cowok yang membela kita dan membantu kita saat kita kesusahan, orang yang bakal menenangkan kita saat kita sedih dan marah, yang memberikan kita kasih sayang dan perasaan nyaman sekaligus, seorang biasa yang pada intinya akan membuat ceweknya merasa mereka adalah seorang "putri" yang spesial. .
:))

But still, anyway, I wanna say congratulation to W&K! I do really hope their marriage last for long. Jagalah istrimu baik-baik, Will.. And Kate, after what I've been writting in this post, u're still one hella lucky woman! Do take care of ur hubby and make him proud! :))

what time . . . ?

. . a r c h i v e s . .

. . tweet-tweetan . .

. . t e a . . b r e a k . .


ShoutMix chat widget

Followers