Anime & Manga Freak Labels

Sejak kecil, gw suka banget sama yang namanya anime. Tepatnya, sejak gw nonton Sailormoon. Kemudian hobi gw ini merambah ke yang laen-laen. Gw jadi mengenal manga. Dari manga, gw mengenal dorama. Begitu seterusnya hingga tau-tau, gw uda jadi seorang fans J-Entertainment. Hampir semua sumber hiburan gw asalnya dari Jepang.

Hingga beberapa saat yang lalu, gw pernah berhenti jadi fans Jepang-jepangan. Alasannya simpel aja, karena gw beranggapan hasil budaya Jepang nggak seberapa keren dibanding negara laen.

Tapi, namanya hati emang ga bisa dibohongin.

Belakangan ini, gw mulai getol lagi nonton anime, denger lagu Jepang, nonton dorama, dll. Mereka bahkan rasanya lebih menarik daripada yang dulu. Ketika gw nonton anime / dorama, rasanya ada yang beda dengan ketika gw nonton film Hollywood ato Korea.

Dan lagi, gw suka dengerin orang Jepang ngomong. It's like they're singing in my ear. Hahahha..

But the problem is, seperti yang kita semua tahu, gak semua orang menganggap anime, dorama, atau hal-hail lain berbau J-Entertainment itu keren. Cenderung orang-orang di Indonesia ini menganggap yang keren itu dari Korea ato Barat, sedangkan Jepang cupu. Gara-gara itu, fans J-Entertainment sering dicap freak ato maniak, apalagi yg suka banget sama anime dan manga. Mungkin karena mereka berpikir kalo tokoh-tokoh dan cerita di anime / manga itu ga nyata, jadi ga perlu bereaksi terlalu berlebihan ato disukai ampe terlalu banget.

Gw pribadi sangat terbiasa dengan sebutan freak itu, meskipun tetep aja kalo dibilang begitu, rasanya pasti sedih juga. Gw selalu kepikiran kenapa orang-orang itu nggak pernah memberikan kesempatan, nggak pernah berusaha mengerti bahwa ini bukanlah suatu hal yang perlu dicela.

Kalau dibilang alasannya karena gw menyukai hal yang nggak nyata (misal tergila-gila bgt sama karakter anime tertentu), gw gak bisa terima. Kenapa? Liat aja cewek-cewek yg jadi fans drama-drama Korea. Apa mereka suka sesuatu yang nyata? Aktor-aktor yang main di dalamnya mungkin emang nyata dan berwujud, tapi tetep aja semua itu cuma khayalan. Aktor-aktor itu, begitu keluar dari drama yang mereka perankan, jadi orang yang berbeda sama sekali. Dan terutama, nggak tersentuh.

Mungkin banyak fans anime / manga yang jadi nggak sehat pikirannya karena terlalu nggak bisa membedakan khayalan mereka dan realita, misalnya dengan banyaknya kasus orang yang menikah dengan karakter anime ato dengan bantal di Jepang. Tapi gw sendiri pribadi selalu berusaha jadi fans anime / manga yang tetap berakal sehat. Gw suka dengan banyak karakter anime atau manga, tapi ya nggak berarti gw mau kawin sama mereka. Yang gw suka itu karakternya, sikap mereka, cara mereka dihidupkan dan dilukiskan. Mereka sama aja kok kayak karakter-karakter dalam drama. Cuma bedanya mereka nggak dieprankan sama orang yang hidup aja. Cuma gambar yang bergerak dengan teknologi animasi.

That's absolutely not a problem.

So when will all the different treatment of J-entertainment fans will come to and end? I dont think it will come soon. But just remember. We're not doing something wrong. Keep proud of this hobby, and show them that we can be a better person with this likings. :))


0 p i e c e s . .:

what time . . . ?

. . a r c h i v e s . .

. . tweet-tweetan . .

. . t e a . . b r e a k . .


ShoutMix chat widget

Followers