Indonesia vs Malaysia

Malam ini akan ada pertandingan sepak bola Indonesia vs Malaysia. Dan gara-gara itu, sejak seharian ini, timeline twitter gw penuh dengan omongan-omongan macam, "DUKUNG INDONESIA!! MALING PASTI KALAH!!", atau "DUKUNG INDONESIA ATAU MALAYSIA?" dan sebagainya yang menurut gw pasti memancing kobaran 'semangat' orang-orang Indonesia yang membenci Malaysia.

Terlepas dari tingkat nasionalisme yang gw punya, hal ini menurut gw sesuatu yang....kinda unnecessary, and just a waste of time.

Pertama, coba ingat kenapa Indonesia bisa sampai segitunya memusuhi Malaysia. Kita kembali ke pelajaran sejarah, ketika masa-masa Soekarno masih jaya-jayanya sebagai pemimpin negara. Pada masa itu, terjadi konfrontasi dengan Malaysia, entah karena masalah wilayah Sabah, Serawak, Brunei, Malaya, atau masalah masuknya Malaysia sebagai Dewan Keamanan Tidak Tetap PBB.

Salah satu dosen gw (yang sayang sekali gw lupa dosen mana yang bilang tentang ini) pernah cerita. Soekarno pada masa itu ingin meningkatkan persatuan masyarakat Indonesia. Lalu, bagaimana cara terbaik supaya rakyat bisa bersatu? Cara yang terbaik yaitu dengan menciptakan musuh bersama. Dan yang dipilih untuk itu adalah Malaysia.

Ngga heran sampai sekarang, rakyat Indonesia paling sentimen sama Malaysia. Padahal yang nyenggol negara ini kan banyak, ngga cuma Malaysia. Dari segi masalah TKW, ada negara-negara Arab yang juga sama biadabnya dengan Malaysia dalam memperlakukan para pahlawan devisa tersebut. Dari segi perebutan wilayah, Indonesia juga punya konflik dengan Philipina (Kasus Sengketa Pulau Miangas, dll), bahkan Cina, Taiwan, dll...

Tapi kenapa Malaysia yang paling dibenci?

Nah, masalahnya di sini, orang-orang Indonesia memang pada dasarnya banyak yang tidak berpendidikan. Hal ini bukan upaya untuk menjelek-jelekkan bangsa sendiri, lho, tapi memang faktanya begitu. Coba aja lihat tingkat pendidikan sebagian masyarakat Indonesia. Lulus SMP pun rasanya sudah syukur. Belum lagi dari segi tenaga pengajar yang tidak berkualitas, fasilitas serta sarana prasarana yang jelas tidak memadai, bagaimana bisa membuat Indonesia menjadi negara yang pendidikan masyarakatnya tinggi? Dengan tingkat pendidikan yang rendah seperti itu, pada umumnya masyarakat akan mudah tersulut dan terprovokasi. Akibatnya, hal-hal kecil apa pun, entah dimengerti atau tidak dimengerti, selama itu berhubungan dengan Malaysia, akan membuat masyarakat marah.

Memang, tidak bisa dipungkiri kalau banyak sikap negara tetangga kita itu yang menyebalkan, misalnya mengaku-akui kebudayaan Indonesia sebagai budayanya, dan sebagainya. (meskipun masalah perebutan budaya ini merupakan hal yang sebenarnya tak terelakkan di antara dua negara, karena masyarakat Indonesia banyak yang bermigrasi ke Malaysia sambil membawa serta kebudayaan dari daerah asal, sehingga bisa dimaklumi bila banyak budaya Indonesia yang bertumbuh kembang di Malaysia), namun kadang-kadang sentimen ini terasa seperti kebencian yang tiada pangkal, tidak mempunyai tujuan yang jelas, dan hanya untuk memuaskan nafsu kebencian yang dimiliki oleh banyak orang.

Indonesia adalah negara yang besar. Tanpa perlu meneriakkan segala sesuatu mengenai ketidaksukaan pada Malaysia, pun, Indonesia adalah negara yang hebat. Orang-orang sudah mengetahui betapa sesunguhnya negara-negara lain di dunia ini iri dengan kekayaan Indonesia yang melimpah dari ujung Sabang sampai Merauke. Karena itu, tingkah rakyat Indonesia yang begitu dengan mudah tersulut kebencian karena sumber konflik yang 'biasa' antara negara-negara malah justru akan menimbulkan anggapan bahwa masyarakat Indonesia itu masayarakat yang dangkal, gampang disulut kemarahannya. Dan kalau sudah begitu, orang akan menertawakan dan membenarkan sebutan para Malaysia untuk orang Indonesia, yaitu "Indon" (orang bodoh). Masyarakat kita (dan negara kita) akan disebut sebagai perwujudan peribahasa "Air beriak tanda tak dalam."

Gw bisa membayangkan orang Malaysia tertawa di depan komputernya sambil berkata, "Wah, Indon ribut lagi! Berantas korupsi saja tidak bisa, mau menyaingi negara kita! Tong kosong memang nyaring bunyinya!" atau yang sejenis itulah....

Pasti bukan itu, kan, yang kita semua mau? Gw tahu, gw ngerti, kita semua bangga menjadi orang Indonesia. Tapi jangan sampai kebanggaan terhadap negara kita tercinta ini membutakan kita terhadap hal-hal yang sesungguhnya harus kita lakukan untuk memajukan bangsa. Jangan sampai karena sentimen-sentimen terhadap negara tertentu membuat kita melakukan hal-hal yang justru menjatuhkan derajat dan martabat bangsa ini sendiri. Ingat aja, Indonesia negara yang hebat. Ga perlu itu segala omongan penuh kebencian, tweet-tweet yang memancing permusuhan, postingan blog yang menjelek-jelekkan malaysia (atau bahasanya yang lucu itu, dibandingkan bahasa Indonesia).

Just stay cool, and show them what we can do!


P.S : I am so dissapointed in Indonesia's new travel slogan, "Indonesia, wonderful Asia". Oh, Gosh, that is so similar with Malaysia's "Truly Asia", isn't it?! So, I am suggesting another slogan for our lovely country, which is "INDONESIA, THE ASIA IN YOU!"
Don't ask me why. It just feels great in my heart. Ha!

1 p i e c e s . .:

nuel said...

gue baru tau yang soal kata2 soekarno itu.

dan sayangnya sentimen kita ke malaysia gak buat timnas kita menang dari malaysia. =,=

what time . . . ?

. . a r c h i v e s . .

. . tweet-tweetan . .

. . t e a . . b r e a k . .


ShoutMix chat widget

Followers