I KISS YOU KISS ME

"I'm doing whatever it takes to achieve success!"

Sering dengar, kan, kalimat kayak begitu?
Terutama untuk orang-orang yang tinggal di daerah perkotaan dengan tingkat persaingan super tinggi, gw yakin, deh, pasti pernah denger. Dan kalimat ini nggak terbatas di dunia kerja aja, tapi juga tumbuh berkembang biak di berbagai kalangan, apalagi di kalangan orang-orang berotak ambisius.

Untuk saat ini, gw masih mahasiswa. Mungkin sebentar lagi lulus (biarpun ada kemungkinan ga lulus semester depan juga, tapi amit-amit, jgn sampe deh). Dan, mendekati saat-saat semester puncak seperti ini, banyak hal-hal yang bisa diamati dari perilaku teman-teman gw di kampus, terutama karena kami sedang bareng-bareng mengambil mata kuliah prasyarat penulisan skripsi, juga mata kuliah prasyarat kelulusan. Nasib kami para mahasiswa semester 7 yang ingin lulus tepat di akhir semester 8 dipertaruhkan di semester ini.

Untuk itu, banyak di antara mereka yang melakukan cara apa pun untuk lulus mata kuliah-mata kuliah tersebut. Salah satu cara yang bikin gw jengah setengah mati adalah......

jeng jeng jeng!

Menjilat para dosen~

Yep, cara satu ini manjur banget buat bikin nilai kita dipastikan berada di posisi aman. Setidaknya dapet B gemuk deh, tergantung dari tingkat kegirangan dosennya. Cara yang dipake udah jelas. Bertingkah seperti seorang penggemar berat si dosen tersebut, kemudian tutur katanya diatur sedemikian rupa seakan-akan si dosen adalah tangan kanan Tuhan yang diturunkan ke muka bumi ini. Kalau perlu sekalian jadi 'budak'nya si dosen juga. Bawa-bawain barang dia, bolak-balik ngurusin absen, buang-buangin pulsa dan tenaga dan waktu demi menginformasikan sesuatu ke temen-temen yang laen, dan masih banyak lagi hal-hal yang ga kebayang sama otak gw.

Ada satu kelas yang gw ambil, di mana kelas ini juga merupakan mata kuliah prasyarat kelulusan dengan beban SKS yang nggak sedikit. Di kelas ini, gw sampe takjub melihat betapa banyaknya murid-murid yang bertingkah slutty demi mendapat perhatian sang dosen. Sampai-sampai, salah satu teman yang gw uda kenal lumayan lama (biarpun ga deket-deket amat juga sampe sekarang) ikut-ikutan jadi attention-whore juga. Beberapa orang lain bahkan bikin gw eneg saking kentaranya jilatan-jilatan mereka. Misalnya, mereka yang sehari-harinya bertingkah sangat menyebalkan dan very loud, tiba-tiba berlagak seakan-akan mereka orang yang sangat serius, hebat, dan bisa diandalkan di depan sang dosen. Apa-apaan coba? Hahaha.. Gw sih antara pengen ketawa atau pengen muntah-muntah aja liatnya.

Tapi gimana pun, cara itu ga salah kok. Karena kita emang hidup di hutan rimba. Masing-masing kita adalah predator yang sebagian besarnya bahkan siap membunuh kawanannya sendiri demi bertahan hidup.

Tapi sebagai manusia yang mengaku punya moral, gw ga yakin itu hal yang tepat untuk dilakukan. Toh, kita sering mengaku kalau manusia lebih beradab daripada hewan-hewan. Ada cara yang lebih elegan daripada menggunakan cara-cara yang ga keren seperti itu, misalnya, ehem...jadi mahasiswa yang cemerlang.

Namun sekali lagi, sayang sekali cara itu pun ngga akan bisa digunakan di Indonesia ini. Karena negara ini begitu tinggi dengan korupsi, bahkan moral sekalipun juga dikorupsi. Dosen-dosen yang bijak entah sudah pada menghilang kemana. Sebagian besar justru lebih senang dengan mahasiswa-mahasiswa bermulut manis daripada yang jelas-jelas brilian di kelasnya. Benar-benar wajah pendidikan yang sangat buruk rupa di Indonesia.

0 p i e c e s . .:

what time . . . ?

. . a r c h i v e s . .

. . tweet-tweetan . .

. . t e a . . b r e a k . .


ShoutMix chat widget

Followers